ZULKARNAINI PARTAI NASIONAL ACEH

Mantan Gubernur Irwandi Yusuf, Berikan Bantuan Pembinaan Kepada Kuda Berprestasi

Minggu, 03 November 2013


 TAKENGEN |LeuserAntara.com| Mantan Gubenur Aceh Irwandi Yusuf, melalui T. Rafli Agam memberikan dana pembinaan kepada kuda berprestasi pada pelaksaana Pacuan Kuda tradisional Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (3/11/2013) di lapangan H. Muhammad Gayo, Belang Bebangka, Aceh tengah.

T. Rafli Agam yang sekaligus Caleg DPRA Dapil V Aceh tengah & Bener meriah Dari Partai Nasional Aceh (PNA) No urut 6 (enam) kepada LeuserAntara.com, menyampaikan, bahwa dana tersebut di berikan kepada setiap kuda yang masuk final dari berbagai kelas yang diperlombakan.

“ Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada joki dan kuda- kuda berprestasi, sehinnga kedepan kuda kuda tersebut dapat semakin meningkatkan prestasinya dan dapat tampil di ajang ajang lain di luar daerah ,” ujar Rafli.

Dalam pelaksanaan pacuan kuda tradisional Aceh Tengah yang memperingati hari sumpah pemuda ke 85, kuda atas nama T. Rafli Agam yang bernama Sena Kumba keluar sebagai juara 1 (satu) di kelas D tua, serta kuda atas nama Yuliana Sari yang juga merupakan Caleg DPRK Aceh tengah, dapil dua (2) Aceh Tengah dari Partai Nasional Aceh (PNA) dengan kuda yang bernama Tuah Kin Bahgie, keluar sebagai juara dua di kelas B tua.

” Saya sangat senang dan bahagia, kuda Sena Kumba kali ini dapat berhasil mendapat juara satu di kelas D tua dan saya berharap, acara seperti ini terus dapat di tingkatkan dan dikembangkan,” pungkas T Rafli Agam.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf kepada Leuser Antara.com melalu handphone-nya, menyampaikan ucapan selamat atas terselenggaranya acara pacuan kuda tradisional tanah gayo.

Dan beliau (Irwandi-Red) menitipkan salam kepada seluruh masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah, semoga kegiatan ini terus dapat terselenggara guna melestarikan kebudayaan daerah dataran Tinggi Gayo.(WRT)

T Rafly Agam bantu Korban Gempa di Gayo

Kamis, 24 Oktober 2013

Photo-photo kami saat membantu masyarakat Gayo yang sedang dilanda musibah Gempa Bumi pada Juli 2013 lalu. 32 orang meninggal di Aceh Tengah, ratusan rumah hancur

Caleg Partai Nasional Aceh (PNA) Bantu Korban Banjir

Senin, 21 Oktober 2013


Matang Kuli –ANP: Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap korban banjir di Tanah Luas Aceh Utara Calon legislatif dari partai nasional aceh (PNA) sabtu (19/10/2013) membantu korban banjir yang berada desa Matang Kuli , Pirak Timu ,Paya Bakong ,tanah luas dan Nibong.



Caleg PNA DPRA No 7 Dapil 5 Aceh Utara dan Lhoksemawe Musawir di temanin Zulkarnaini caleg DPRK No urut 7 Daerah pemilihan Sawang, Muara Batu mengatakan jenis bantuan yang di serahkan sembako , beras 500 kotak .



“sebagai wujud nyata kepedulian kami bantuan yang kami serahkan di antaranya adalah sembako, beras dan mie instan  500 kotak.



Pengakutan bantuan dengan mengunakan mobil ambulan PNA walau perjalanan yang kami lalui sungguh sangat berat tetapi kami rela berjuang demi masyarakata yang sedang musibah” ujar Musawir.



Caleg PNA ini juga mengatakan kondisi sarana dan prasarana yang menghubungkan desa setempat mengalami kerusakan yang sangat parah.



Kedua Caleg tersebut memberikan sejumlah batuan berupa mie instan dan beras kepada pengungsi di Empat kecamatan yang dilanda banjir meliputi Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Paya Bakong dan kecamatan Tanah Luas. Yang diantar langsung dengan menggunakan mobil Ambulance Partai Nasional Aceh.



Zulkarnaini  mengatak bantuan yang kami berikan ini hanya semata-mata untuk membatu penderitaan para korban banjir dan Spontalitas saya dan abang saya  Zulkarnaini , ’’ saya atas nama pribadi ikut perihatin terhadap bencana yang sedang melanda daerah Aceh Utara ini, bantuan yang kami beriakan ini tidak seberapa, Semoga saja ada Caleg- Caleg lain untuk bisa  membatu dengan seikhlas nya kepada korban banjir ini” . Ujarnya.



Pantauan Wartawan kelokasi bencana banjir yang ada di empat kecamatan di Aceh utara,  Korban saat ini sangat membutuh perlengkapan Bayi dan wanita seperti susu dan softek (pembalut)

Ada empat Kecamatan yang terendam banjir yaitu Kecamatan Matangkuli dan Pirak Timu adalah kawasan  paling parah terendam banjir. Ketinggian air mencapai 70 centimeter. Di Matangkuli, sebanyak 32 desa terendam banjir.



Sementara itu, di Pirak Timu banjir merendam 18 desa. Empat kecamatan yang dilanda banjir meliputi Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Paya Bakong dan Kecamatan Tanah Luas. Mengakibatkan jalan akses kenberbagai desa rusak dan putus dibawa banjir. (Yudi WBC)





Saat memberikan bantuan kepada korban banjir di wiliyah Aceh Utara


sumber : Acehnationalpost.com

KIP Tolak Pendaftaran Sultan Alamsyah-T Rafly Agam

Kamis, 10 Oktober 2013

Banda Aceh - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menolak pendaftaran pasangan bakal calon gubernur dengan wakil gubernur berasal dari jalur perseorangan, Sultan Alamsyah-T. Rafli Agam, karena tidak memenuhi dukungan minimal yang dipersyaratkan.

"Kami tidak bisa menerima pendaftaran pasangan calon perseorangan ini karena tidak mampu menyerahkan syarat dukungan minimal," kata Tgk Akmal Abzal, komisioner KIP Aceh di Banda Aceh, Rabu.

Pasangan itu yakni Sultan Alamsyah, bakal calon gubernur dan T Rafli Agam, bakal calon wakil gubernur. Keduanya mendatangi KIP Aceh Selasa (24/1) sekitar pukul 23.10 WIB atau kurang dari satu jam sebelum penutupan pendaftaran pasangan bakal calon.

Kedatangan pasangan itu diterima Ketua KIP Aceh Abdul Salam didampingi tiga komisioner KIP Aceh yakni Tgk Akmal Abzal, Nurjani Abdullah, dan Robby Syah Putra.

Menurut Akmal Abzal, pasangan Sultan Alamsyah dengan T. Rafli Adam tidak mampu menyerahkan syarat minimal dukungan calon perseorangan yakni 148 ribu lembar fotokopi kartu tanda penduduk.

"Jumlah syarat minimal tersebut dihitung berdasarkan persentase tiga persen dari jumlah penduduk Aceh berdasarkan yang serahkan Pemerintah Aceh. Jumlah penduduk tersebut sekitar 4,9 juta jiwa," katanya.

Namun, kata dia, pasangan itu hanya menyerahkannya 20 ribu


lembar fotokopi KTP. Dengan sejumlah sebanyak itu, KIP Aceh langsung menolak pasangan tersebut.

Sultan Alamsyah mengaku bersama pasangannya memiliki dukungan dalam bentuk fotokopi KTP mencapai 200 ribu lembar. Namun, hanya diserahkan sekitar 20 ribu lembar.

"Malam ini kami hanya bisa membawa 20 ribu lembar, selebihnya akan menyusul. Untuk membawa semuanya butuh waktu, apalagi pendaftaran tinggal beberapa saat lagi," katanya.

Dalam surat pendaftarannya, Sultan Alamsyah, kelahiran 1972 tercatat sebagai penduduk Gampong Lhok, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.

Rafli Agam, kelahiran 1974, warga Gampong Riseh, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara.

Komisi Independen Pemilihan Aceh membuka pendaftaran pasangan bakal calon gubernur dengan wakil gubernur untuk ketiga kalinya tersebut atas perintah putusan sela Mahkamah Konstitusi nomor 1/SKLN-X/2012 tertanggal 17 Januari 2012, selama tujuh hari.

Berdasarkan putusan tersebut, KIP Aceh membuka pendaftaran pasangan bakal calon sejak 17 hingga 24 Januari 2012. Pasangan bakal calon yang mendaftar diusung partai politik, gabungan partai politik maupun perseorangan atau independen.

Pemilihan gubernur dengan wakil gubernur dijadwalkan 16 Februari 2012. Pemilihan itu digelar serentak dengan pilkada 17 di antara 23 kabupaten dan kota di Provinsi Aceh. [Antara]

Ini Kata Munawar Liza Zainal Soal MoU Helsinki, Bendera dan Wali Nanggroe

Rabu, 09 Oktober 2013

Banda Aceh – Siapa Munawar Liza Zainal? Ia mantan perunding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam mewujudkan MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005 lalu. Kemudian ia juga dipercayakan rakyat Sabang sebagai Walikota pada tahun 2007-2012.
Kini ia tetap terus melanjutkan perjuangan membangun perubahan Aceh yang lebih bermartabat. 
Munawar Liza bergabung dengan Partai Nasional Aceh (PNA) salah satu Partai Lokal yang lahir dari ruh nya MoU Helsinki.
Senin, 9 September 2013, Munawar Liza hadir dalam diskusi delapan tahun MoU Helsinki “Kemana Arah Pembangunan dan Perdamaian Aceh” yang digagas Forum Demokrasi Aceh di Hermes Palace Hotel.
Kata Munawar Liza, Tgk Muhammad Hasan Di Tiro adalah guru kita yang memperjuangkan marwah rakyat Aceh.
Dari sebuah perjuangan merdeka bahwa MoU Helsinki yang dihasilkan semacam pengganti merdeka. Misinya harus maksimal. “Pemerintah Aceh jangan sampai mengkebiri MoU dan menganggap ini kesepakatan biasa, tapi MoU ini lahir telah mengorbankan ribuan nyawa rakyat Aceh,” kata mantan Petinggi GAM ini.
Ruh MoU Helsinki ini kata Munawar adalah kemandirian politik dan pemerintahan Aceh. Pemerintah Indonesia membagi kewenangan yang sangat luas selain 6 kewenangan.
Ada partai lokal, ada regulasi atau kebijakan dan Aceh juga berhak menentukan namanya, bentuknya dan ada kewenangan yang sangat luas.
Dikatakanya, kewenangan ekonomi bermula dari sumber dayanya. Aceh harus mandiri dan mempunyai sumber daya. Aceh menyimpan dan mengelola Migas, kebebasan membangun pelabuhan, siapa yang mengelola?
Menurut mantan Walikota Sabang ini, dalam MoU Helsinki sudah jelas siapa yang mengelola adalah Pemerintah Aceh.
Menyangkut kesejahteraan korban konflik dan mantan kombatan belum terimplementasi dengan baik. Dalam MoU sudah jelas disebutkan ada bagian untuk korban konflik dan mantan kombatan yang harus diselesaikan. “Mantan kombatan dan korban berhak mendapat tanah, ini sudah disepakati, lalu kita minta lagi ke pusat dan tidak diberikan maka ini memalukan,” kata Munawar.
Kewenangan Aceh juga disebutkan dalam MoU. Rekrutmen Polisi dan Jaksa harus ada persetujuan Pemerintah Aceh. Termasuk penetapan siapa Kapolda Aceh juga harus mendapat persetujuan.
MoU Helsinki juga mengamanahkan pengakuan siapa pelaku kejahatan konflik melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). “Tujuannya kejahatan tidak terulang,” ungkap pengurus Partai Nasional Aceh, sembari mengharapkan bahwa ini harus di ekplore untuk kerja nyata dalam program Pemerintah Aceh.
Dalam MoU Helsinki semua partai lokal adalah sama. Kata Munawar Liza Zainal justru sekarang ada pihak-pihak lain yang ingin membajak MoU itu yang seolah-olah untuk kelompok tertentu saja. “Ini harus dihindari,” katanya memberi contoh masalah bendera Aceh.
Nah, Munawar Liza mengaku bendera bulan bintang itu memang yang diusulkan saat perundingan GAM dengan RI. Bahkan kita (red- juru runding) kembali ke Aceh dengan memakai PIN bendera bulan bintang.
Kemudian ada kelompok tertentu yang memaksa menggunakan bendera tersebut sebagai bendera satu kelompok tertentu di Aceh. “Ini kan pembajakan terhadap bendera Aceh,” kata Munawar.
“Kalau jadi diterima oleh pusat bendera itu, maka kita bingung melihat garis itu sama dengan bendera partai tertentu,” akuinya.
Soal lambang juga, kata Munawar Liza Zainal memang diusulkan buraq singa pada perundingan GAM-RI saat itu. “Tapi sekarang lambang buraq singa itu sudah digunakan oleh organisasi tertentu, coba cek, inikan pembajakan,” kata dia lagi.
“Kita rasional saja, kalau ingin menjadikan bendera dan lambang Aceh maka jangan ada pembajakan oleh kelompok tertentu,” ujar Munawar yang didampingi oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mantan Juru Bicara Partai Aceh, Fachrul Razi MIP pada acara tersebut.
Satu hal soal Wali Negara (red-Wali Nanggroe) bahwa alm. Tgk. Muhammadi Hasan Di Tiro seorang pejuang demokrasi. “Paduka yang mulia Wali Neugara itu tidak menamakan dirinya sebagai raja, sultan bahkan presiden, tapi alm Tgk. Muhammad Hasan Di Tiro adalah menyambung perjuangan,” kata Munawar.
Wali mengamanahkan harus dapat menyatukan rakyat Aceh. “Jangan sampai ada intitusi lain yang dapat menimbulkan gejolak gayo merdeka dan pemekaran Provinsi Aceh Barat Selatan,” katanya.
Tegasnya, Munawar Liza Zainal menantang DPRA agar dapat mengevaluasi lagi Qanun Wali Nanggroe.
“Jangan sibuk dengan MoU, konon soal anggarannya tidak tepat waktu dibahas. Saya tantang DPRA, mampu tidak membahas anggaran tepat waktu, ini untuk memotovasi DPRA supaya fokus, jangan sedikit-sedikit tidak sesuai dengan MoU,” tutup Munawar Liza Zainal. (Firman)
sumber : http://acehterkini.com

Partai Nasional Aceh Meluncurkan Program “Boh Sôh”

Banda Aceh, 30 Juni 2013; Partai Nasional Aceh (PNA) melaksanakan pelantikan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) untuk pemilihan tahun 2014. Acara pelantikan tersebut dilaksanakan di asrama haji Banda Aceh, Minggu 30 Juni 2013. Pelantikan dan rapat koordinasi ini diikuti oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari seluruh calon legislatif DPR Aceh dan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dari seluruh Aceh dan tamu-tamu undangan.
Ketua PNA Irwansyah, atau yang dikenal dengan Muksamina, menyampaikan dalam pidato politiknya bahwa seluruh caleg PNA agar menyatu dengan rakyat dan harus berani dalam bekerja untuk kesejahteraan rakyat Aceh. “calon legislator dari PNA harus berani, jangan takut kepada intimidasi yang dilakukan oleh musuh-musuh rakyat. Kalau takut silahkan minggir, biar digantikan oleh orang lain” tegasnya. Irwansyah juga menekankan kepada seluruh aparat penegak hukum agar tegas dalam mengusut kekerasan dan intimidasi yang terjadi atas kader-kader PNA. “kekerasan sering terjadi khususnya kepada caleg perempuan PNA, hal ini bukan ancaman kepada PNA, tetapi ancaman kepada rakyat aceh” ujar irwansyah.
Irwandi Yusuf, ketua Majelis Pertimbangan Pusat PNA selanjutnya dalam pidato menyatakan bahwa PNA berbeda dengan partai lain. Kalau partai lain, membuat partai dulu baru menjalankan program-program, sedangkan PNA, sejak sebelum partai terbentuk dan masih embrio, sudah menjalankan program-program yang pro-rakyat, seperti kesehatan gratis, beasiswa untuk pendidikan dan lainnya.
Sekretaris DPP PNA
Sekretaris DPP PNA
Pada kesempat tersebut Irwandi Yusuf mengatakan bahwa dalam bekerja ke depan, PNA mempunyai 12 nilai-nilai dasar yang harus dipedomani dalam kampanye pada pemilu 2014. Juga Irwandi meluncurkan program “BOH SOH” untuk kerja-kerja tim bappilu PNA kedepan. BOH SOH (kepalan tangan) adalah singkatan dari Berani, Organisasi yang kuat dan solid, Harmonis secara internal dan eksternal, Strategi yang jitu, Operasi atau kerja nyata yang tepat serta Harapan dan tujuan yang dicapai harus jelas.
Acara pelantikan ditandai dengan penyerahan petaka PNA dari ketua MPP yang didampingi ketua umum kepada Munawar Liza Zainal, salah seorang direktur Bappilu, yang mewakili Sofyan Daud, ketua Bappilu. Munawar Liza didampingi oleh Muharram Idris, direktur program, Izil Azhar, direktur keamanan dan pengawalan dan seluruh anggota bappilu.
Dalam pidato di akhir acara, Munawar Liza Zainal menyampaikan bahwa mewakili rekan-rekan bappilu, mereka siap untuk melaksanakan amanah partai. Karena niat yang baik untuk mengembalikan marwah bagi Aceh dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, Munawar yakin bahwa PNA akan diterima oleh masyarakat. “Dalam berkampanye kita harus memegang teguh akhlak, tidak melakukan pembodohan dan bekerja dengan semua pihak untuk kebaikan Aceh” tegasnya.
Munawar juga menyampaikan pesan Sofyan Daud, ketua Bappilu Pusat PNA, kepada seluruh peserta, “kami siap melaksanakan tugas yang diberikan partai kepada kami, dan kami akan memikirkan strategi-strategi jitu untuk memenangkan PNA dalam pemilihan 2014, kita akan bekerja sama bahu membahu” demkian pesan Sofyan Daud. Munawar juga menyampaikan salam dan dukungan dari Bakhtiar Abdullah kepada seluruh kader PNA. ( Jubir PNA)

PNA HARUS MENANG DI ATAS PARTAI LAIN

TAPAK TUAN (Kamis) – Selepas shalat zhuhur dan makan siang di Banda Aceh, rombongan Bappilu Partai Nasional Aceh (PNA) berangkat menuju Barat Selatan dari Banda Aceh untuk konsolidasi seluruh caleg DPRA/DPRK dengan tim pemenangan (Bappilu). Rombongan terdiri dari Ketua Umum Irwansyah beserta Ketua Bappilu Sofyan Daud, didampingi oleh direktur-direktur di Bappilu, Munawar Liza Zainal, Lukman Age dan M. Nur Djuli. Perjalanan dalam hujan lebat yang melanda kawasan Barat-Selatan memberikan semangat lebih kepada tim Bappilu.
Jadwal agenda di Barat Selatan dimulai dari Tapak Tuan, kemudian di Blang Pidie, Nagan Raya dan berakhir di Meulaboh. Untuk selanjutnya tim Bappilu meneruskan agenda ke Pidie Jaya dan Pidie.
Rombongan sempat singgah di Teunom untuk berdialog dengan pengurus PNA setempat, dan terlihat semangat sangat tinggi dari pengurus PNA kecamatan untuk memenangkan Pemilu 2014 dengan cara-cara yang bermartabat.
TERKENA LONGSOR
Tanggal 04, rombongan yang terdiri dari beberapa mobil tersebut sempat tertahan di kawasan Cot Jeumpa, mobil yang disupiri langsung oleh Irwansyah, Ketua Umum PNA tertimpa batu yang longsor di jalanan, dan dua ban sebelah kiri mobil yang mereka tumpangi pecah. Sisa rombongan tetap meneruskan perjalanan dan Ketua Umum membawa pulang kembali mobilnya ke Banda Aceh.
Rombongan yang telah duluan sampai ke Blang Pidie sempat terkejut, Tgk. Muksalmina, nama panggilan ketua umum, di pagi hari sampai juga ke Blang Pidie, melewati kawasan banjir di Naga Raya. Sedangkan satu mobil rombongan kembali ke Meulaboh karena dihadang oleh banjir.
RAPAT KONSOLIDASI DI TAPAK TUAN
Memasuki kawasan Barat-Selatan, terlihat bendera orange berjajar di sisi jalan. Kota Tapak Tuan kelihatan semakin cantik dan rapi dengan berjejernya ratusan bendera PNA di jalan kota.
Rapat konsolidasi PNA diadakan di Rumoh Agam, sebuah tempat pertemuan yang kesohor di Tapak Tuan di samping Pendopo Bupati Aceh Selatan.
Dalam rapat konsolidasi tersebut, Tengku Irwansyah menyatakan bahwa seluruh Caleg dan kader PNA agar bekerja keras memenangkan pemilu 2014. Dan kemenangan tersebut harus diraih dengan kerja yang bersih dengan menampilkan program-program yang pro rakyat. Irwansyah menerangkan kepada seluruh kader, bahwa Barat-Selatan adalah aset Aceh yang sangat mahal, harus berkembang dengan baik.
Setelah pengukuhan Bappilu, Sofyan Daud memberikan arahan kepada semua peserta bahwa seluruh kader PNA harus dekat dengan mesyarakat dan mengajak semua pihak untuk mendukung dan memenangkan PNA.
“Saya berharap bahwa di setiap rumah di Aceh Selatan, minimal harus ada satu orang kader PNA”, demikian tegas Sofyan Daud.
Sofyan juga menambahkan, bahwa PNA tidak menargetkan prosentase kemenangan, tetapi harus menang di atas partai lain. “Miseu partai laen 10 persen, geutanyoe beu di ateuh nyan (Kalau partai lain misalnya menang 10 persen, kita harus diatasnya)”. Demikian sebut Sofyan Daud dengan bahasa Aceh yang kental.
Selanjutnya rapat konsolidasi Partai Nasional Aceh ditutup dengan doa oleh Tengku Ilyas Bada, setelah ada arahan singkat dari tim juru runding GAM di Helsinki, M. Nur Djuli dan Munawar Liza Zainal. (Jurubicara Bappilu PNA)
 

Copyright © 2013. Joni Kapluk - All Rights Reserved
Keude.Net | Support | CSS